Menurutnya, KKP setiap tahunnya selalu mengeluarkan imbauan kepada daerah-daerah yang memiliki perairan umum untuk mengikuti arahan teknis guna mencegah dan menangani kematian massal ikan budidaya yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Selain faktor cuaca, tim KKP menemukan bahwa penggunaan Keramba Jaring Apung (KJA) di daerah tersebut sudah tidak sesuai dengan standar dan melebihi kapasitas yang ditentukan. Hal ini menambah risiko kematian ikan, terutama di musim yang tidak bersahabat.
KKP juga mengingatkan pentingnya pengaturan jumlah KJA sesuai dengan daya dukung lingkungan agar ekosistem perairan tetap seimbang. Tb Haeru Rahayu berharap agar para petani budidaya ikan mengambil langkah yang lebih proaktif untuk meminimalisir risiko kerugian yang diakibatkan oleh kematian massal tersebut.
“Peringatan mengenai cuaca ekstrem telah kami sampaikan, dan tanda-tanda bahwa kualitas air tidak baik sudah mulai terlihat. Maka dari itu, seharusnya petani bisa mengambil langkah bijak dengan melakukan panen awal untuk menghindari risiko yang lebih besar,” tegas Tebe.