Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mempertegas pentingnya peresmian injeksi bauksit pertama ini, yang akan mendukung industri mineral logam di Indonesia. Dengan peresmian injeksi bauksit perdana proyek SGAR ini, proyek akan menjadi terintegrasi dari hulu hingga hilir, dan menunjukkan komitmen untuk mengonversi bauksit menjadi alumina, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.
Injeksi mineral bijih bauksit yang diresmikan merupakan awal dari proses produksi alumina, dengan target produksi alumina pertama yang direncanakan pada November 2024. Proses commissioning atau uji coba akan dilakukan bertahap dengan kenaikan produksi hingga Desember 2024. Proyek SGAR Fase 1 direncanakan akan mencapai tahapan produksi penuh alumina pada kuartal I-2025, dengan target commercial operation date (COD) atau operasi komersial pada akhir Februari 2025 mendatang. Proyek SGAR sendiri akan dibagi ke dalam 2 tahap dengan total estimasi biaya investasi sebesar US$ 1,7 miliar.
Selain itu, SGAR Fase 2 juga direncanakan akan berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat dengan kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun, dengan target operasi pada 2028. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan produksi alumina domestik menjadi sebesar 2 juta ton per tahun dengan penyerapan mineral bijih bauksit hingga mencapai 6 juta ton per tahun. Proyek tersebut sejalan dengan rencana aksi korporasi Inalum dalam meningkatkan kapasitas produksi aluminiumnya hingga mencapai 900.000 ton per tahun.