Tampang.com | Kota besar di Indonesia menghadapi tantangan ganda: minimnya ruang hijau dan ancaman krisis pangan. Ironisnya, solusi yang ada tepat di depan mata — pertanian perkotaan (urban farming) — justru belum mendapat tempat yang layak dalam kebijakan maupun praktik.
Potensi Besar di Lahan Sempit
Urban farming bisa dilakukan di mana saja: atap rumah, balkon, dinding bangunan, hingga lahan-lahan tidur di sekitar pemukiman. Selain menyuplai sayur segar untuk konsumsi lokal, aktivitas ini juga mampu menyerap karbon, menyerap air hujan, dan meningkatkan ketahanan komunitas.
Namun menurut data Dinas Pertanian DKI, kontribusi pertanian kota terhadap suplai pangan lokal masih di bawah 3%. Penyebabnya: keterbatasan dukungan teknis, regulasi, dan akses terhadap bibit serta pemasaran hasil panen.