Manfaat Jangka Panjang vs Beban Harian
Kritik muncul dari pengamat kebijakan publik, yang menilai bahwa manfaat Tapera masih belum jelas bagi mayoritas pekerja, terutama mereka yang bekerja dengan gaji minimum.
“Jika orientasinya jangka panjang, tapi kebutuhan sehari-hari belum tercukupi, maka logikanya akan sulit diterima. Jangan sampai masyarakat hanya menjadi ‘penabung paksa’ tanpa hasil yang jelas,” kata Hermawan Taufik, analis kebijakan publik di Jakarta.
Minimnya Sosialisasi dan Transparansi Program
Salah satu masalah utama yang disoroti publik adalah kurangnya sosialisasi dan transparansi program ini. Banyak pekerja tidak memahami bagaimana dana mereka dikelola, siapa yang mendapat prioritas rumah, dan kapan hasilnya bisa dirasakan.
Beberapa kelompok buruh bahkan mempertimbangkan untuk menggugat kebijakan ini karena dinilai tidak adil dan memberatkan.