Penting untuk dicatat bahwa kredit yang dihitung dalam data ini hanya mencakup pinjaman langsung dan tidak termasuk instrumen keuangan sebagaimana surat berharga, tagihan akseptasi, atau tagihan repo. Selain itu, kredit yang diberikan oleh bank internasional yang berkedudukan di luar negeri serta kredit kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk juga tidak terhitung.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih juga menunjukkan kinerja yang positif dengan pertumbuhan sebesar 3,9 persen, yang menunjukkan kestabilan jika dibandingkan dengan bulan Mei 2025. Namun, di tengah pertumbuhan ini, tagihan bersih kepada pemerintah pusat justru mengalami kontraksi yang cukup signifikan, tercatat anjlok 8,2 persen (yoy), setelah sebelumnya mengalami penurunan yang drastis pada bulan Mei dengan kontraksi mencapai 25,7 persen (yoy).
Tidak hanya itu, BI juga mencatat perkembangan uang primer (M0) yang disesuaikan juga mengalami pertumbuhan. Pada Juni 2025, M0 adjusted tumbuh sebesar 8,6 persen (yoy), melanjutkan pertumbuhan yang cukup tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 14,5 persen (yoy). Uang primer ini terakumulasi sebesar Rp1.957,1 triliun, didorong oleh pertumbuhan uang kartal yang beredar sebesar 9,0 persen (yoy) serta giro bank umum di BI yang disesuaikan dengan pertumbuhan 8,1 persen (yoy).