Pada tahun 2023, Fonterra berhasil mendaur ulang 100 metrik ton material, setara dengan volume 37 truk sampah. Untuk tahun 2024, perusahaan ini meningkatkan targetnya menjadi 250 metrik ton, dan berharap dapat mencapai 350 metrik ton daur ulang pada tahun 2026. “Komitmen kami adalah untuk mengelola sampah plastik pasca konsumsi yang sulit diolah, sembari membuka peluang baru bagi masyarakat,” ungkap M. Ali Nasution, Direktur Operasional Fonterra Brands Indonesia.
Dalam upayanya, Fonterra juga menggandeng Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) dalam pengelolaan sampah kemasan multilayer, seperti sachet. Kerjasama ini bertujuan untuk mengubah limbah tersebut menjadi biji plastik, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat berbagai produk, mulai dari terpal, ember, hingga peralatan rumah tangga. Reza Andreanto, General Manager IPRO, menekankan pentingnya kolaborasi semacam ini untuk memperkuat sistem pengumpulan dan mengedukasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat juga menjadi fokus utama dalam mencapai tujuan ekonomi sirkular. Keterlibatan kelompok perempuan dalam program edukasi dan pemilahan sampah dari sumbernya diharapkan dapat mempercepat pencapaian sistem daur ulang yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Inisiatif ini bukan hanya untuk mengurangi dampak dari timbulan sampah, tetapi juga menciptakan peluang penghasilan bagi masyarakat. Aktivitas pengumpulan dan pemilahan sampah yang sebelumnya dianggap tidak bernilai kini dapat berkontribusi sebagai komoditas baru untuk meningkatkan kesejahteraan.