“Lagu-lagu Leo Kristi bikin kita mengenal kejujuran dan kesederhanaan dalam hidup. Meski sederhana, liriknya sarat makna dan optimistis. Ini membangkitkan cinta kita pada tanah air,” tambah Fadli Zon, sambil tersenyum ke arah penonton yang bergemuruh.
Selain “Nyanyian Fajar”, konser juga menampilkan lagu-lagu ikonik lainnya seperti “Nyanyian Malam” dan “Nyanyian Tanah Merdeka”, yang membuat penonton larut dalam nostalgia sekaligus merenungkan pesan-pesan sosial yang terkandung dalam setiap baitnya.
Leo Kristi, lahir dengan nama asli Leo Imam Sukarno di Surabaya, dikenal sebagai musisi yang selalu menulis lagu dekat dengan kehidupan sehari-hari rakyat, dan liriknya sarat kritik sosial namun tetap optimis. Konser ini menjadi penghormatan hidup bagi karya-karya yang telah memperkaya khazanah musik Indonesia dan tetap relevan hingga kini.