“Program MBG ini niatnya baik. Tapi kita harus pastikan pengelolaannya aman. Kami tidak ingin kasus seperti ini mengganggu program yang sebenarnya sangat dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.
Hingga saat ini, polisi telah memeriksa sejumlah pihak mulai dari penanggung jawab pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), juru masak, kurir pengantar makanan, hingga ahli gizi. Pemeriksaan saksi ahli tambahan juga tengah dijadwalkan.
Versi BGN: Hasil Lab Negatif dari Kandungan Racun
Berbeda dengan hasil Labkesda, Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa pemeriksaan laboratorium yang dilakukan lembaga mereka tidak menemukan kandungan racun dalam sampel makanan yang dikonsumsi para siswa.
“Hasilnya negatif racun, baik untuk tray makanan, air, hingga muntahan,” terang Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta.
Namun, Dadan tidak menampik bahwa masih ada penelusuran lanjutan terkait penyebab gejala keracunan yang dialami para siswa, seperti mual, muntah, diare, dan pusing.
Insiden di Cianjur Bukan Kasus Pertama
Peristiwa keracunan ini terjadi pada Senin (21/4/2025), dan melibatkan siswa dari MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur yang mengonsumsi makanan dari program MBG. Setelah makan siang, sejumlah siswa langsung mengalami gejala gangguan pencernaan.