Di sisi lain, Menteri Riefky juga menyoroti bahwa Papua memiliki kekuatan budaya yang sangat khas dan bernilai ekonomi tinggi jika dikelola secara tepat, salah satunya lewat musik. Menurutnya, seni musik tidak semata-mata menjadi media ekspresi, melainkan bisa berkembang menjadi instrumen ekonomi baru yang mampu menopang kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Kemenparekraf mendorong implementasi program “Akselerasi Kreatif Musik” di Kepulauan Yapen, dengan harapan musik lokal Papua bisa mendapatkan rekognisi di level nasional hingga global. Jika ini berjalan dengan baik, kontribusi musik tidak hanya terasa pada ranah budaya, tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang berakar dari daerah.
Bupati Kepulauan Yapen, Benyamin Arisoy, turut menyambut positif langkah ini. Saat melakukan kunjungan ke Jakarta pada Kamis (28/8), ia menegaskan bahwa visi pemerintah pusat melalui Kemenparekraf sejalan dengan arah kebijakan daerah yang memang menjadikan seni musik sebagai salah satu subsektor prioritas. Ia mengungkapkan bahwa di Kepulauan Yapen saat ini telah terbentuk sedikitnya 15 kelompok musik aktif yang konsisten berkarya. Kehadiran dukungan dari kementerian diyakini akan semakin memperkuat kiprah mereka, sehingga karya musik asal Yapen bukan hanya sebatas hiburan lokal, tetapi juga dapat berkembang menjadi identitas budaya yang berdaya saing dan menghidupi perekonomian daerah.