Israel membenarkan serangan mereka sebagai upaya untuk menyerang ratusan lokasi Hizbullah, dengan tuduhan bahwa kelompok tersebut menyembunyikan senjata di daerah permukiman. Pasukan militer Israel juga melaporkan membunuh kepala pasukan roket Hizbullah dalam serangan terbaru, sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Hizbullah membawa Lebanon ke "tepi jurang".
Tanggapan dari Hizbullah tidak kalah tajam, di mana mereka menembakkan lebih dari 300 roket ke wilayah utara Israel, menyebabkan cedera pada enam orang. Konflik tersebut semakin menjadi perhatian internasional setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan bahwa solusi diplomatik masih memungkinkan, sementara Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, memperingatkan bahaya konflik tersebut dapat mengubah Lebanon menjadi situasi yang mirip dengan Gaza.
Lebanon sendiri tengah dilanda konflik yang melintasi batasnya dengan Israel, yang telah menelan korban jiwa dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan. Hizbullah menyatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Hamas dan tidak akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza.