Mendengar adanya laporan tersebut, juru bicara Departemen Pertahanan AS, Letnan Kolonel Angkatan Darat Charlie Dietz, pun angkat bicara. Dietz mengatakan bahwa Departemen Pertahanan AS tidak dapat mengonfirmasi kebiasaan internet atau kegiatan virtual yang diadopsi oleh para prajurit Korut yang dikirim oleh Kim Jong Un untuk bertempur bersama pasukan Rusia.
Lebih lanjut, Dietz menekankan bahwa fokus utama Amerika Serikat adalah pada aspek yang lebih serius dari keterlibatan Korea Utara dalam operasi militer Rusia di Ukraina. Ketika ditanya mengenai akses internet, Dietz menyarankan untuk mengajukan pertanyaan tersebut kepada pihak Rusia.
Ketika hubungan antara Moskow dan Korea Utara semakin kuat, Rusia mengerahkan lebih dari 7.000 tentara Korea Utara ke perbatasan Ukraina. Para prajurit tersebut telah menjalani pelatihan di lima lokasi di Rusia untuk potensi dukungan jangka panjang terhadap "operasi militer" Rusia di Ukraina.