Pada tahun 2024, otoritas Arab Saudi memperkirakan suhu rata-rata selama puncak Ibadah Haji di Mekkah bisa mencapai 48 derajat Celsius. Prediksi ini menunjukkan peningkatan satu setengah hingga dua derajat di atas suhu normal di Mekkah dan Madinah. Kepala Pusat Meteorologi Nasional Saudi, Ayman Ghulam, mengatakan bahwa suhu udara di siang hari bisa mencapai puncaknya, dengan kelembapan relatif diperkirakan sekitar 25 persen.
Selain itu, badan meteorologi juga menyebutkan kemungkinan curah hujan selama musim Haji sebesar 60 persen. Dengan demikian, panas yang ekstrem ini menjadi perhatian serius bagi otoritas Arab Saudi. Langkah-langkah preventif telah diambil, termasuk penyediaan tenda dengan pendingin udara dan persediaan air yang cukup untuk memenuhi konsumsi sehari-hari jemaah haji.
Dalam upaya mengurangi dampak panas, Ghulam juga mengimbau jemaah haji untuk menyimpan makanan di dalam lemari es agar tidak rusak. Lebih lanjut, Abdurrahman as-Sudais, Ketua Urusan Keagamaan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, telah memberikan arahan kepada para imam dan khatib di kedua masjid suci tersebut untuk mempersingkat pelaksanaan salat Jumat beserta khotbah selama musim haji. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengurangi dampak suhu panas ekstrem terhadap jemaah yang salat di pelataran tawaf, lantai atap, dan halaman masjid.