Sejak saat itu, kedua pihak berhenti melakukan patroli di beberapa titik di sepanjang perbatasan di Ladakh untuk menghindari konfrontasi, sambil memindahkan puluhan ribu tentara baru dan peralatan militer ke wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, menyatakan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan mengenai patroli, serta kembali ke situasi pada tahun 2020. "Kami selalu mengatakan bahwa jika Anda mengganggu kedamaian dan ketenangan, bagaimana hubungan selanjutnya bisa berlanjut?" ujarnya dalam pertemuan media NDTV.
Kedua pihak juga sepakat untuk melakukan pertemuan bulanan dan pemantauan berkala terhadap wilayah yang diperebutkan oleh keduanya untuk memastikan tidak ada pelanggaran. Kesepakatan ini diharapkan bisa membuka jalan untuk pertemuan bilateral antara Modi dan Xi Jinping di sela KTT BRICS, yang akan menjadi pertemuan pertama kedua pemimpin sejak bentrokan 2020.
Peningkatan Hubungan Bisnis dan Politik
Kesepakatan antara India dan China ini juga bertujuan untuk membuka jalan bagi perbaikan hubungan antara kedua negara terutama terkait ekonomi dan investasi. Meski memiliki hubungan yang tegang, perdagangan kedua negara tercatat meningkat sejak 2020, dengan China tetap menjadi sumber barang terbesar bagi India dan merupakan pemasok produk industri terbesarnya pada tahun lalu.