Reaksi negatif dari netizen terhadap lukisan ini menjadi perhatian utama dalam ruang pemberitaan dan percakapan di media sosial. Banyak dari mereka mempertanyakan pilihan desain dan konsep lukisan potret resmi sang raja, serta menyayangkan bahwa karya seni ini tidak sepenuhnya berhasil merepresentasikan sosok Raja Charles dengan baik.
Meskipun demikian, pihak istana menegaskan bahwa lukisan potret resmi ini telah melalui proses seleksi dan penyempurnaan yang matang sebelum diresmikan. Mereka juga menekankan bahwa lukisan ini telah diciptakan dengan penuh penghormatan terhadap Raja Charles dan memiliki makna simbolis yang mendalam.
Pada akhirnya, reaksi netizen terhadap lukisan potret resmi Raja Charles ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk opini publik. Kritik yang disampaikan oleh netizen dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak terkait untuk meningkatkan penampilan lukisan tersebut. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa selera seni setiap individu berbeda-beda, dan perdebatan mengenai keindahan sebuah karya seni senantiasa subjektif.
Peristiwa ini juga menjadi pembelajaran bagi para pecinta seni dan penggemar kerajaan bahwa respon publik terhadap suatu karya seni tidak selalu bisa diprediksi. Lukisan potret resmi Raja Charles yang menuai reaksi negatif dari netizen menjadi sebuah sorotan menarik dalam dunia seni dan budaya, serta menjadi salah satu pengingat bahwa apresiasi terhadap karya seni senantiasa menjadi hal yang sangat subjektif.