Kedua transgender ini pun datang ke pusat rekruitmen wajib militer dengan membawa sertifikat medis sebagai bukti keduanya telah berganti jenis kelamin. Kehadiran mereka di lingkungan militer telah memicu diskusi hangat di media sosial, dengan sejumlah netizen menyebut bahwa situasinya terasa seperti kontes kecantikan, bukan sekadar pendaftaran wajib militer.
Di sisi lain, upaya wamil di Thailand memang menarik perhatian, di mana militer biasanya merekrut 80 ribu hingga 100 ribu prajurit setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 40 ribu dari 85 ribu formasi direkrut melalui undian pada tahun tersebut. Laki-laki Thailand biasanya menerima surat berisi informasi wajib militer pada usia 17 tahun dan diharuskan membalasnya. Jika tidak bersedia mengikuti, mereka harus mengikuti undian yang diadakan setiap bulan April.
Namun, tidak semua laki-laki di Thailand diwajibkan mengikuti wajib militer. Ada kemungkinan untuk dikecualikan secara hukum dari wajib militer dalam kasus-kasus tertentu, seperti menjalani program pelatihan petugas cadangan selama tiga tahun di sekolah menengah atas, ataupun bagi individu penyandang disabilitas dan biksu yang juga dapat diberikan pengecualian.
Sementara itu, kehidupan Nong Poy, seorang transgender cantik yang dinikahi oleh seorang pengusaha kaya, juga tengah menjadi sorotan. Setelah dinikahi oleh sang suami, Oak Phakwa Hongyok, Nong Poy resmi menjadi bagian dari keluarga konglomerat Thailand. Pernikahan keduanya pun sukses menjadi sorotan publik di Thailand.
