Game juga telah menjadi alat penting dalam pendidikan dan pelatihan. Banyak game yang dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan kognitif, strategi, dan problem-solving. Misalnya, game edukasi seperti "Brain Age" dan "Duolingo" membantu pengguna mempelajari bahasa baru atau meningkatkan kemampuan mental mereka. Di sisi lain, game simulasi seperti "SimCity" dan "Civilization" memberikan pemain kesempatan untuk memahami dan mengelola kompleksitas sistem sosial dan ekonomi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi cara mereka melihat dunia nyata.
Namun, pengaruh game tidak berhenti di situ. Mereka juga membentuk cara kita melihat budaya dan cerita. Game sering kali menjadi medium untuk menyampaikan narasi yang kompleks dan mendalam, memungkinkan pemain untuk mengalami cerita secara langsung dan interaktif. Contoh-contoh seperti "The Last of Us" dan "Red Dead Redemption" menunjukkan bagaimana game dapat menghadirkan narasi emosional dan mendalam yang bersaing dengan film dan literatur dalam hal kekuatan penceritaan.
Selain itu, video game juga berperan dalam mengubah cara kita melihat representasi dan keragaman. Industri game semakin memperhatikan pentingnya representasi dalam karakter dan cerita mereka. Game seperti "Overwatch" dan "The Sims" memberikan ruang untuk berbagai jenis karakter dan cerita yang mencerminkan keberagaman dunia nyata, baik dari segi ras, gender, maupun orientasi seksual. Ini membantu mengurangi stereotip dan memperluas wawasan pemain tentang berbagai latar belakang dan pengalaman hidup.