Mengenai dampaknya, kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS dijadwalkan akan langsung mempengaruhi biaya impor pesawat serta komponen dari AS. Menurut laporan yang dirilis oleh AFP, keputusan China ini kemungkinan akan memicu lonjakan harga bagi maskapai-maskapai yang saat ini masih terikat pada kontrak penyewaan pesawat Boeing. Laporan lebih lanjut dari Bloomberg menyatakan bahwa pemerintah China sedang mempertimbangkan opsi untuk memberikan dukungan kepada maskapai-maskapai tersebut, terutama bagi mereka yang terpaksa menghadapi beban biaya tambahan akibat ketidakpastian ini.
Di sisi lain, Presiden Trump, yang dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang seringkali penuh kejutan, pada minggu lalu sempat mengumumkan keputusan untuk menghentikan sementara rencana kenaikan tarif lebih lanjut terhadap produk-produk tertentu. Namun, pengumuman tersebut tidak diiringi dengan kebijakan penangguhan yang konkret dari pihak AS untuk memberikan kelonggaran kepada China.
Tidak hanya itu, pada hari Jumat menjelang akhir pekan, pejabat AS juga mengumumkan bahwa beberapa produk teknologi tertentu, seperti ponsel pintar, semikonduktor, dan komputer, mendapatkan pengecualian dari tarif impor. Langkah ini menunjukkan kompleksitas kebijakan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini, yang terus berusaha menemukan jalan tengah di tengah ketegangan yang ada. Ketika kedua negara ini terus berhadapan, dampak dari setiap keputusan yang diambil tidak hanya akan berpengaruh pada hubungan bisnis antara AS dan China, tetapi juga pada kestabilan ekonomi global secara keseluruhan.