Tenggara Asia telah menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang mencari untuk mendiversifikasi produksi dari China di tengah ketegangan AS-China, memberikan manfaat dari strategi "China Plus One".
Hal ini telah mengarah pada peningkatan investasi langsung asing ke ekonomi ASEAN, yang mencapai $236 miliar pada tahun 2023.
Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Singapura adalah penerima manfaat utama, menarik investasi signifikan dalam bidang manufaktur, semikonduktor, kendaraan listrik, dan kantor pusat regional.
Vietnam, misalnya, telah menjadi pusat manufaktur utama bagi Apple, sementara Malaysia menarik perusahaan semikonduktor. Indonesia memposisikan dirinya sebagai pusat kendaraan listrik, dan Singapura berfungsi sebagai kantor pusat regional bagi bisnis global dan startup.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah memicu kekhawatiran bagi perusahaan yang bergantung pada rantai pasokan yang terkonsentrasi di Tiongkok. Sebagai respons, banyak perusahaan telah mencari untuk mendiversifikasi rantai pasokan mereka, dengan Tenggara Asia menjadi salah satu destinasi utama.
Investasi langsung asing (FDI) ke negara-negara ASEAN telah mencatat pertumbuhan yang signifikan, mencapai $236 miliar pada tahun 2023. Fenomena ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan asing semakin melirik potensi di wilayah Tenggara Asia untuk berinvestasi dan mendiversifikasi produksi mereka.
Vietnam, dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan sumber daya manusia yang terampil, telah menjadi destinasi investasi yang menarik bagi perusahaan AS dan Tiongkok. Negara ini telah menarik minat dari sejumlah besar perusahaan manufaktur, termasuk sebagai pusat manufaktur utama bagi produk-produk Apple. Investasi ini telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Vietnam, sesuai dengan strategi mereka untuk mendiversifikasi struktur ekonomi mereka.