Jepang, sebagai salah satu negara dengan komitmen tinggi terhadap perlindungan lingkungan, berupaya untuk mendukung transisi menuju energi bersih di negara-negara tetangga, termasuk di Asia Tenggara. Melalui perubahan kebijakan investasi seperti yang diumumkan oleh Mizuho Financial Group, Jepang dapat memainkan peran yang signifikan dalam membantu pembangkit listrik tenaga batubara di kawasan ini beralih ke energi terbarukan.
Selain itu, kerja sama antara bank-bank Jepang untuk menghapus pendanaan proyek batubara pada tahun fiskal 2040 adalah langkah progresif dalam mendukung kesepakatan global untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan.
Di samping itu, penutupan pembangkit listrik tenaga batubara di Asia Tenggara bukan hanya akan membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga akan memberikan potensi dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan batubara sebagai sumber energi utama, kualitas udara di kawasan ini dapat membaik, yang kemudian akan berdampak positif pada kesehatan penduduk dan ekosistem.
Transformasi ke arah energi terbarukan dan beremisi karbon rendah tidak hanya akan mengurangi dampak lingkungan dari sektor energi, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan peluang investasi di sektor energi terbarukan. Dengan dukungan dan pendanaan yang memadai, pengembangan proyek-proyek energi terbarukan, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga air, dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Asia Tenggara.
Selain itu, pendanaan penutupan pembangkit listrik tenaga batubara tersebut dapat mendorong adopsi teknologi terbaru dan inovasi di sektor energi. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, investasi dalam riset dan pengembangan teknologi energi terbarukan dapat menghasilkan terobosan-terobosan baru yang membantu mempercepat transisi energi global.