Israel melancarkan serangan ke sejumlah target militer Iran pada Sabtu, (26/102/2024) sebagai "tanggapan atas aksi Teheran." Ledakan-ledakan terdengar di Ibu Kota Iran dan Kota Karaj terkait serangan tersebut.
Menurut IRNA, sejumlah suara yang terdengar di ibu kota disebabkan oleh "aktivitas pertahanan di Teheran, dan pertahanan udara berhasil dalam insiden ini." IRNA juga menyatakan bahwa tidak ada laporan insiden yang memerlukan bantuan di bandara internasional Mehrabad dan bandara internasional Imam Khomeini, dengan situasinya diklaim sebagai "normal".
Setelah serangan terjadi, surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant berada di ruang bawah tanah di markas Kementerian Pertahanan di Tel Aviv. Hal ini mengindikasikan kekhawatiran akan serangan balasan lanjutan dari Iran.
Sebelumnya, Iran menembakkan 200 rudal balistik ke target militer Israel sebagai respons atas pembunuhan pimpinan Hamas Ismail Haniyeh di Teheran yang diduga dilakukan oleh Israel. Serangan ini berhasil menembus sistem pertahanan Israel, menyebabkan kerusakan parah di sejumlah fasilitas militer.
Menghadapi ancaman Iran, Amerika Serikat (AS) mengirimkan sistem pertahanan udara THAAD untuk membantu Israel menghadapi potensi serangan balasan lebih besar dari Iran. Namun, belum dapat dipastikan seberapa efektif sistem ini dalam menahan rudal balistik dari Teheran.
Konflik antara Israel dan Iran telah menciptakan ketegangan di Timur Tengah. Israel merespons ancaman Iran dengan serangan, sementara Iran telah memperingatkan akan merespons lebih keras terhadap aksi agresi Israel. Sementara itu, upaya perdamaian antara kedua negara tampak semakin sulit diwujudkan.