Ada anggapan di sebagian kalangan bahwa pendidikan tinggi di Amerika Serikat itu mewah, jadi kebanyakan warganya cuma sampai SMA saja. Pandangan ini sering muncul dari berbagai sudut pandang, entah karena biaya kuliah yang tinggi atau persepsi tentang budaya kerja di sana. Namun, jika kita melihat data dan realitasnya, anggapan tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar. Struktur pendidikan di Amerika Serikat memang punya keunikan, tapi bukan berarti sebagian besar warganya berhenti belajar setelah lulus SMA.
Realitas Data Pendidikan di Amerika Serikat
Faktanya, sebagian besar penduduk Amerika Serikat memang menyelesaikan pendidikan menengah atas mereka. Tingkat kelulusan SMA di sana sangat tinggi, mendekati atau bahkan melebihi 90% secara nasional. Ini menunjukkan komitmen kuat terhadap pendidikan dasar dan menengah yang bisa diakses secara luas. Namun, setelah lulus SMA, ceritanya jadi lebih beragam.
Data dari National Center for Education Statistics (NCES) dan Biro Sensus AS menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang melanjutkan pendidikan tinggi terus meningkat. Pada tahun 2023, sekitar 60% lulusan SMA langsung melanjutkan ke perguruan tinggi dua atau empat tahun. Angka ini bisa berfluktuasi sedikit tiap tahun, tapi trennya memang menunjukkan bahwa melanjutkan kuliah adalah pilihan yang dominan bagi banyak lulusan SMA.
Lebih jauh lagi, melihat data demografi penduduk dewasa, persentase orang dewasa di AS yang memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi juga terus bertumbuh. Pada tahun 2023, sekitar 38% penduduk dewasa berusia 25 tahun ke atas sudah meraih gelar sarjana (Bachelor's degree) atau lebih tinggi. Angka ini jauh di atas asumsi bahwa mayoritas hanya lulusan SMA. Jika kita juga menghitung lulusan associate degree (D3 atau setara), angkanya akan lebih besar lagi.