Teheran menuduh Israel telah melakukan "genosida" terhadap warga Palestina di Gaza. Ketegangan antara kedua negara mencapai puncaknya pada April setelah pengeboman kompleks Kedutaan Besar Iran di Suriah, yang menurut Iran dilakukan oleh Yerusalem Barat. Iran meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel sebagai tanggapan, yang dipertahankannya dengan bantuan signifikan dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sekutu lainnya di kawasan tersebut.
Selain itu, ketegangan kembali meningkat pada Juli setelah kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dibunuh di ibu kota Iran, yang menurut kelompok militan dan Teheran dilakukan oleh Israel. Iran telah bersumpah untuk membalas, tetapi belum melakukan serangan sebagai tanggapan.
Berbagai peristiwa tersebut memperlihatkan bahwa hubungan antara Iran-Israel menjadi semakin tegang, dan permintaan Khamenei agar negara-negara Muslim memutuskan hubungan ekonomi dengan Israel menjadi salah satu bentuk sikap tegas dari Iran terhadap konflik yang terus berkecamuk di wilayah Timur Tengah. Di samping itu, pernyataan ini juga memiliki dampak yang meluas dalam menentukan posisi negara-negara Muslim lainnya terkait masalah konflik Palestina-Israel.
Alih-alih melakukan tindakan kekerasan, pemutusan hubungan ekonomi dengan Israel bisa menjadi langkah konstruktif bagi negara-negara Muslim dalam memberikan tekanan politik dan ekonomi terhadap Israel. Hal ini juga dapat menjadi bentuk solidaritas yang kuat dalam menunjukkan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.