Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, telah mengirimkan permintaan kepada warga Inggris yang tinggal di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut karena situasi pertempuran antara Israel dan Hizbullah semakin memanas. Upaya evakuasi warga negara Inggris dilakukan dengan mengirimkan 700 tentara ke Siprus untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi dari Lebanon. Pemerintah Inggris terus memberikan nasihat kepada warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon.
Dalam menghadapi eskalasi konflik yang terjadi di Lebanon, PM Keir Starmer menegaskan, "Kami sedang meningkatkan rencana darurat, saya kira Anda akan mengharapkannya mengingat adanya eskalasi. Warga negara Inggris harus segera pergi." Situasi di Lebanon semakin memburuk dengan cepat, terutama setelah serangan Israel yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 560 orang dalam seminggu. Menteri Kesehatan Lebanon juga menyatakan bahwa rumah sakit di negara tersebut mengalami kesulitan dalam menangani jumlah korban akibat serangan udara yang meluas.
Ditanya mengenai cara agar situasi yang terjadi di Lebanon tidak berujung pada kekacauan seperti di Kabul, Afghanistan, saat Taliban merebut kendali pada Agustus 2021, PM Keir Starmer menegaskan kembali pentingnya evakuasi dengan berkata, "Pesan terpenting dari saya kepada warga negara Inggris di Lebanon adalah segera pergi. Penting bagi kami untuk benar-benar, benar-benar tegas: sekarang saatnya untuk pergi."
Sumber senior pemerintah menambahkan bahwa perbedaan utama saat ini adalah adanya penerbangan komersial yang masih beroperasi di Lebanon, yang memungkinkan para warga negara Inggris untuk segera meninggalkan negara tersebut. Meski demikian, para menteri Inggris tetap mendesak untuk segera mencapai gencatan senjata agar bisa mencegah terjadinya korban jiwa yang lebih banyak.