Primata dari DPZ harus meniru suara ular untuk mencapai tujuan ilmiah mereka. Hanya dengan cara itulah para peneliti dalam kelompok Antje Engelhardt di stasiun penelitian Tangkoko di Indonesia mampu mempelajari efek ikatan sosial pada reaksi makaka terhadap predator.
Mereka menggunakan boneka berbentuk ular piton seukuran aslinya, yang disembunyikan di balik pepohonan. Mereka kemudian menunjukkan boneka ular itu ke makaka berbeda. Sementara itu, rekan lain mencatat panggilan monyet yang mendapat reaksi cepat dari monyet lainnya.
Karena tertarik pada panggilan itu, anggota kelompok makaka biasanya bergabung dengan si pemanggil untuk mengusir predator, dalam kasus ini ular palsu.
Para peneliti mencoba mengetahui apakah makaka bereaksi berbeda pada panggilan dari anggota kelompok yang dekat secara sosial. Para peneliti memutar ulang rekaman panggilan terhadap individu yang berbeda dalam kelompok, pada anggota kelompok yang dekat, dan anggota kelompok yang lebih jauh.