Pada tahun 2016, Lumos Labs (pembuat game Lumosity) membayar $ 2 juta dolar untuk menyelesaikan tuntutan iklan palsu yang dibawa oleh Federal Trade Commission. Perusahaan telah mengatakan bahwa permainannya dapat menyebabkan kesuksesan di sekolah dan di tempat kerja dan menunda penurunan kemampuan berpikir yang biasanya datang seiring bertambahnya usia. Perusahaan sekarang mengatakan di situsnya bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah permainan membantu orang-orang yang memiliki tugas dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Beberapa penelitian kecil telah menyarankan bahwa permainan latihan otak dapat mengubah pengambilan keputusan orang dari penghargaan segera dan lebih berisiko dan mendapatkan imbalan tertunda atau pilihan yang kurang berisiko. Dalam studi baru, para peneliti mulai menguji hipotesis. Jika ternyata benar, itu bisa berimplikasi untuk mengobati kondisi kesehatan tertentu, seperti obesitas dan kecanduan, yang terkait dengan perilaku pengambilan keputusan masyarakat, kata periset.
Dalam penelitian ini, peserta menjawab pertanyaan, baik sebelum dan sesudah masa pelatihan 10 minggu, dimaksudkan untuk mengukur kecenderungan mereka untuk memilih imbalan langsung. Misalnya, peserta diminta memilih antara menerima $ 20 hari ini dan $ 40 dalam sebulan. Mereka menjawab pertanyaan ini saat mereka berada di pemindai otak untuk memantau aktivitas otak mereka. Peserta juga menyelesaikan tes standar kognitif yang menilai memori, perhatian dan fungsi otak lainnya.
Bertolak belakang dengan hipotesis tersebut, peserta yang memainkan game Lumosity tidak menunjukkan adanya pergeseran kecenderungan mereka untuk memilih (atau tidak memilih) imbalan langsung, dan tidak menunjukkan perubahan aktivitas otak, dibandingkan dengan kelompok yang bermain video game. Kelompok tersebut memiliki skor yang sama pada tes kognitif mereka juga. [8 Tips untuk Penuaan Sehat]