Di samping itu, teknologi dan media sosial juga memungkinkan orang untuk terhubung dengan berbagai cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ini dapat membawa dampak pada cara individu mencari pasangan hidup, serta meningkatkan toleransi terhadap gaya hidup lajang.
Tren hidup sendiri di Filipina juga menyiratkan beberapa implikasi sosial dan budaya. Dalam masyarakat Filipina, di mana keluarga memiliki peran yang sangat penting, adanya peningkatan jumlah individu yang hidup sendiri dapat mengubah paradigma tradisional tentang hubungan interpersonal dan pernikahan.
Selain itu, ada potensi untuk perkembangan layanan dan industri yang berkaitan dengan kebutuhan individu lajang, seperti perumahan, gaya hidup, dan hiburan. Hal ini dapat menciptakan peluang baru dalam perekonomian dan mengarah pada perubahan gaya hidup yang lebih beragam.
Dalam menghadapi tren ini, mungkin perlu adanya pendidikan dan kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya pilihan hidup yang beragam, termasuk hidup sendiri. Hal ini akan membantu menghilangkan stigma terkait kehidupan lajang dan memperkuat dukungan sosial bagi individu yang memilih jalur tersebut.
Pendidikan tentang pentingnya kesetaraan gender dan kesempatan yang adil dalam semua aspek kehidupan juga penting untuk memahami perubahan tren tersebut. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk menerima perubahan ini secara positif dan memperkuat nilai-nilai inklusi dan keberagaman.