Sebelumnya, Kadyrov juga menyebut bahwa mobil itu sebagai hadiah dari CEO Tesla, yang kemudian dibantah oleh Musk. Dalam unggahannya, Kadyrov tidak menguraikan asal-usul kedua Cybertruck yang ditampilkan dalam klip tersebut. Sebelumnya, dia juga berterima kasih kepada Musk atas produk lainnya yang “sangat membantu kami,” termasuk sistem internet satelit Starlink.
Starlink, yang telah banyak digunakan oleh pasukan Ukraina selama konflik, dilaporkan tidak berfungsi di Rusia. Musk sendiri sebelumnya mengatakan bahwa keterbatasan geografis mencegah Kyiv menggunakannya untuk serangan pesawat tak berawak ke wilayah Rusia.
Rusia saat ini sedang di bawah tekanan dari negara-negara Barat terkait konflik di Ukraina. Kedatangan Cybertruck ke zona konflik dapat menimbulkan pertanyaan baru terkait keterlibatan Rusia dalam masalah tersebut. Selain itu, hal ini juga memunculkan isu baru terkait pemanfaatan teknologi modern dalam konflik militer. Tentu saja, hal ini juga memberikan sinyal tentang pentingnya penanganan konflik Ukraina secara diplomatis guna menghindari eskalasi.
Penggunaan kendaraan listrik di medan perang juga dapat menjadi pertimbangan baru dalam strategi militer global. Dengan teknologi yang semakin canggih, penggunaan kendaraan listrik atau teknologi ramah lingkungan lainnya dalam kegiatan militer bisa menjadi tren di masa depan. Hal ini tentu akan mempengaruhi taktik dan strategi yang digunakan dalam konflik bersenjata, serta memunculkan pertanyaan etis terkait dampak teknologi pada kemanusiaan.
Kehadiran Cybertruck di zona konflik Ukraina juga dapat mempercepat perkembangan di sektor industri mobil listrik. Keterlibatan Cybertruck dalam konflik ini juga dapat memberikan kesempatan bagi produsen mobil listrik untuk membuktikan kehandalan dan kegunaan teknologi mereka dalam kondisi ekstrem.