Tampang

Asal Usul Tradisi Memberi Kado dengan Tangan Kanan di Asia

29 Agu 2025 08:57 wib. 64
0 0
Memberi Kado
Sumber foto: Canva

Pengaruh Ajaran Agama dan Spiritual

Banyak ajaran agama besar yang berkembang di Asia, seperti Islam, Hindu, dan Buddha, juga turut membentuk tradisi ini. Dalam ajaran Islam, penggunaan tangan kanan sangat dianjurkan untuk berbagai aktivitas positif, termasuk makan dan memberi. Tangan kanan dianggap sebagai simbol kebaikan dan keberkahan. Penggunaan tangan kiri dihindari untuk aktivitas-aktivitas tersebut karena dianggap tidak sopan atau tidak bersih. Tradisi ini telah menyebar ke berbagai budaya Asia yang memiliki populasi Muslim yang signifikan, seperti di Indonesia, Malaysia, dan beberapa bagian di Asia Selatan.

Hal serupa juga ditemukan dalam beberapa praktik Hindu dan Buddha. Tangan kanan dianggap sebagai tangan yang suci dan digunakan dalam ritual-ritual keagamaan. Makanan, persembahan, dan barang-barang penting selalu diserahkan dengan tangan kanan. Konsep ini kemudian meresap ke dalam etiket sosial sehari-hari, termasuk dalam tradisi memberi dan menerima.

Praktik Lintas Budaya dan Negara di Asia

Meskipun prinsipnya sama, penerapannya bisa sedikit berbeda di setiap negara. Di Jepang, tradisi ini sangat kental, tetapi mereka juga punya etiket lain yang tak kalah penting: menggunakan kedua tangan untuk memberi dan menerima barang, termasuk kado. Menggunakan kedua tangan dianggap sebagai tingkat kesopanan yang lebih tinggi lagi, menunjukkan bahwa pemberi tidak ingin ada kesalahan dalam proses serah terima. Ini juga melambangkan kesungguhan dan kerendahan hati.

Di Tiongkok, penggunaan tangan kanan atau kedua tangan juga merupakan hal yang lumrah. Praktik ini menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau berstatus lebih tinggi. Hal ini berlaku juga di negara-negara Asia Timur lainnya, seperti Korea Selatan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?