Kepolisian Cianjur, di bawah pimpinan Kapolres setempat, bergerak cepat untuk mengamankan pelaku. Dalam waktu singkat, Yanti dan Cahya pun ditangkap di tempat persembunyian mereka. Media pun langsung meliput proses penangkapan ini dengan berfokus pada latar belakang kasus serta dinamika di antara keluarga pelaku. Berbagai spekulasi muncul mengenai faktor-faktor yang memicu tindakan sadis tersebut, mulai dari tekanan mental, masalah ekonomi hingga pengaruh lingkungan sekitar.
Dugaan-dugaan ini beredar kencang di kalangan masyarakat, menciptakan diskusi yang hangat di berbagai forum. Masyarakat Cianjur merasa terkejut dan marah, tak mengira tindakan keji seperti itu bisa dilakukan oleh anggota keluarga sendiri. Keluarga merupakan tempat yang seharusnya aman dan penuh kasih sayang, namun dalam kasus ini, Yanti dan Cahya telah membuatnya menjadi tempat yang penuh dengan ketakutan dan kekejaman.
Berbagai media sosial pun ramai membahas kasus ini, dengan tagar yang berkaitan dengan kejahatan dalam keluarga mulai viral. Rasa ingin tahu masyarakat mengenai motif di balik pembunuhan dan mutilasi ini pun semakin meningkat. Mereka menuntut keadilan bagi korban dan mengekspresikan kekecewaan atas tindakan yang sangat keterlaluan ini.
Dalam proses hukum, terungkap bahwa Yanti dan Cahya tidak menunjukkan penyesalan yang berarti atas tindakan mereka. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, mereka terlihat cuek dan menganggap semua yang terjadi sebagai konsekuensi dari pilihan yang telah mereka buat. Ini menambah dimensi baru pada kasus yang telah menjadi perbincangan hangat.