Motivasi di Balik Kejahatan
Motivasi pelaku kriminal bervariasi tergantung pada jenis kejahatan. Kejahatan ekonomi, seperti pencurian atau penipuan, sering didorong oleh kebutuhan finansial atau keserakahan. Sementara itu, kejahatan kekerasan seperti pembunuhan atau pemerkosaan sering didorong oleh emosi seperti kemarahan, dendam, atau hasrat seksual yang tidak terkendali.
Pada beberapa kasus, kejahatan dilakukan karena keyakinan ideologis atau politik. Terorisme, misalnya, sering didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan politik atau agama tertentu. Dalam konteks ini, pelaku melihat tindakan kriminal mereka sebagai cara untuk memperjuangkan apa yang mereka anggap sebagai keadilan atau kebenaran.
Profil Korban Kriminal
Sama seperti pelaku, korban kriminal juga memiliki profil yang dapat dianalisis. Beberapa individu lebih rentan menjadi korban kejahatan daripada yang lain. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status sosial-ekonomi, dan lokasi geografis dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap kejahatan.
Wanita dan anak-anak sering kali lebih rentan terhadap kejahatan seksual dan kekerasan domestik. Selain itu, orang tua dan individu dengan disabilitas lebih rentan terhadap penipuan dan kekerasan. Lokasi juga memainkan peran penting, di mana daerah dengan tingkat kejahatan tinggi seperti kawasan kumuh atau daerah konflik memiliki tingkat korban yang lebih tinggi.
Pengalaman trauma sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi korban lagi di masa depan. Individu yang pernah mengalami kekerasan atau pelecehan cenderung memiliki rasa takut yang lebih tinggi dan mungkin lebih waspada, namun dalam beberapa kasus, mereka juga bisa menjadi target mudah karena pelaku mengetahui kelemahan mereka.