5. Cek Kesehatan Gigi dan Mulut
Mungkin terdengar sepele, tapi kondisi gigi dan gusi dapat memengaruhi kesehatan kehamilan. Perubahan hormon selama masa kehamilan bisa menyebabkan gingivitis atau peradangan gusi, yang meningkatkan risiko penyakit periodontal dan kelahiran prematur. Oleh karena itu, periksa kondisi mulut dan gigi, termasuk melakukan rontgen gigi sebelum hamil.
Meskipun rontgen tergolong aman dengan pelindung khusus saat hamil, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelumnya untuk menghindari risiko yang tidak perlu.
6. Evaluasi Kesehatan Mental
Terakhir, tapi tidak kalah penting, adalah menjaga kesehatan mental. Kondisi psikologis yang tidak stabil seperti depresi atau kecemasan bisa berdampak buruk pada proses kehamilan. Studi dari NCBI (2021) menunjukkan bahwa depresi saat hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, hingga depresi pasca melahirkan.
Jika kamu atau pasangan memiliki riwayat gangguan mental, konsultasi dengan tenaga kesehatan jiwa sangat disarankan sebelum hamil. Selain itu, kamu bisa berdiskusi mengenai penggunaan obat yang aman selama kehamilan.
Kesimpulan:
Mempersiapkan kehamilan bukan hanya soal menghitung masa subur, tetapi juga memastikan tubuh dan mental kamu berada dalam kondisi terbaik. Melalui pemeriksaan-pemeriksaan di atas, kamu bisa meminimalkan risiko selama kehamilan dan meningkatkan peluang untuk memiliki bayi yang sehat. Konsultasikan semua hal ini dengan dokter agar kamu dan pasangan siap secara fisik dan emosional menyambut hadirnya buah hati.