Jenis vaksin lain yang perlu dipastikan sudah lengkap meliputi:
Penting juga untuk diingat, jika kamu menerima vaksin MMR, CDC menyarankan untuk menunda kehamilan setidaknya selama satu bulan. Pasangan kamu juga sebaiknya melakukan pengecekan dan melengkapi vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit yang bisa membahayakan kehamilan.
3. Skrining Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tes IMS adalah salah satu skrining wajib yang sebaiknya dilakukan sebelum hamil. Beberapa infeksi seperti klamidia, gonore, dan sifilis bisa berdampak serius bagi ibu dan janin jika tidak ditangani. Misalnya:
-
Klamidia bisa menyebabkan kelahiran prematur dan infeksi pada bayi.
-
Gonore bisa menyebabkan keguguran atau berat badan bayi rendah.
-
Sifilis bisa menimbulkan cacat bawaan bahkan kematian janin.
Biasanya dokter akan menyertakan tes IMS pada kunjungan prenatal pertama. Namun, sangat disarankan agar pasangan melakukan pemeriksaan ini sebelum kehamilan dimulai untuk menghindari risiko penularan.
4. Pemeriksaan Genetik Prakonsepsi
Pemeriksaan genetik prakonsepsi atau carrier screening bertujuan untuk mendeteksi apakah calon orang tua membawa gen pembawa penyakit yang bisa diwariskan ke anak. Tes ini dilakukan melalui sampel darah atau swab dari mulut.
Beberapa penyakit genetik umum yang diperiksa adalah:
Berdasarkan latar belakang etnis, ada juga tes genetik tambahan yang disarankan. Misalnya, individu keturunan Afrika disarankan melakukan tes anemia sel sabit, sementara keturunan Yahudi Ashkenazi perlu melakukan tes Tay-Sachs.
Jika hasil tes menunjukkan kamu dan pasangan sama-sama membawa gen tertentu, kamu bisa mempertimbangkan prosedur IVF dengan PGT (Preimplantation Genetic Testing) untuk memastikan hanya embrio yang sehat yang ditanamkan.