Di Indonesia, virus penyebab HFMD paling umum berasal dari Coxsackievirus A16 yang termasuk dalam golongan ringan. Namun, kasus gejala berat berasal dari Coxsackievirus A16 A6, sedangkan penyebab yang lebih jarang adalah Enterovirus 71, yang cenderung ditemukan di Eropa. Diketahui bahwa HFMD dapat menular melalui sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi virus, droplet saat batuk, bersin, dan bicara, serta kontak langsung dengan luka dan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Penyebaran HFMD di masyarakat juga terkait erat dengan kondisi sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, upaya pencegahan penyakit ini sangat diperlukan.
Meskipun kasus HFMD terus meningkat, tetapi tidak perlu panik berlebihan. Dr. dr. Nastiti Kaswandani, SpA(K), Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya tetap waspada namun tidak panik. Seorang anak yang terinfeksi HFMD sebaiknya istirahat di rumah selama seminggu dan menjaga kebersihan. Walaupun jumlah kasus kematian akibat HFMD cenderung rendah, orang tua tetap harus memperhatikan tanda bahaya pada anak, seperti demam tinggi yang tidak mereda, penurunan nafsu makan dan minum, sesak napas, kejang, atau penurunan kesadaran.
Dalam menghadapi musim mudik pada tahun 2024, penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan penyakit HFMD. Cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga kebersihan makanan, membangun jamban sehat, serta menghindari konsumsi makanan mentah, termasuk makanan laut, adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran HFMD.