“Gaya hidup sedentari inilah yang membuat pembakaran kalori sangat rendah. Akumulasi ini berujung pada peningkatan berat badan dan akhirnya obesitas,” ungkap dr. Heri Subagio, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam.
Dampak Serius Terhadap Kesehatan
Obesitas bukan hanya soal penampilan. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes tipe 2, hipertensi, hingga stroke. Lebih parahnya, banyak yang tidak menyadari risikonya sampai terlambat.
“Lemak tubuh yang berlebih terutama di area perut sangat berisiko tinggi terhadap gangguan metabolik. Ini bukan sekadar masalah kosmetik, tapi bahaya nyata bagi kesehatan,” tegas dr. Heri.
Pengaruh Media dan Budaya Konsumsi
Iklan makanan instan dan budaya nongkrong di kafe turut mendorong pola makan tidak sehat. Ditambah lagi, banyak orang yang menjadikan makanan sebagai pelarian dari stres.
“Kita hidup di era di mana makanan manis dan gurih dianggap sebagai ‘comfort food’. Ini menciptakan kebiasaan konsumtif yang merusak,” tambah Dian.
Langkah Pencegahan yang Perlu Dilakukan
Pemerintah perlu memperluas edukasi tentang pentingnya makan seimbang dan aktivitas fisik, khususnya di lingkungan kerja dan sekolah. Kebijakan urban seperti jalur pejalan kaki dan ruang terbuka hijau juga bisa mendorong masyarakat lebih aktif.