Gangguan yang Tidak Terlihat Tapi Nyata
Gangguan mental sering tidak tampak secara fisik, sehingga remaja yang mengalaminya kerap dianggap 'lebay' atau sekadar butuh hiburan. Padahal, tanpa penanganan, kondisi ini dapat berdampak pada penurunan fungsi akademik, relasi sosial, bahkan risiko bunuh diri.
Minimnya Akses Konseling di Sekolah
Sayangnya, fasilitas kesehatan mental di sekolah masih sangat minim. Banyak sekolah belum memiliki psikolog atau konselor profesional, padahal remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan pendidikan.
“Kita kekurangan tenaga konselor di sekolah, sementara tekanan terhadap remaja terus meningkat,” kata dr. Rani.
Solusi: Edukasi dan Sistem Dukungan Terintegrasi
Pakar mendorong agar kurikulum pendidikan mulai menyisipkan edukasi kesehatan mental sejak dini. Pemerintah juga perlu memperkuat layanan konseling berbasis sekolah dan komunitas, serta membuat platform digital yang ramah mental sebagai alternatif.