Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di dunia yang salah satunya disebabkan oleh gaya hidup. Saat bulan Ramadan, kaum Muslimin mengubah gaya hidupnya secara radikal yang mungkin dapat memengaruhi faktor risiko penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner berawal dari sebuah mekanisme yang bernama aterosklerosis atau pembentukan plak di dalam pembuluh darah. Faktor risiko paling utama yang berhubungan dengan terjadinya aterosklerosis adalah adanya abnormalitas pada kadar lemak dalam darah, hipertensi, obesitas, dan perilaku merokok.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan pada subjek berusia 29-70 tahun dengan riwayat penyakit jantung koroner, sindrom metabolis, atau stroke, ditemukan penurunan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida yang disertai dengan peningkatan kadar HDL. Perubahan profil lemak dalam darah mungkin juga dipengaruhi oleh perubahan perilaku makan selama bulan puasa dimana masyarakat lebih banyak mengonsumsi karbohidrat dibandingkan lemak.