Selain itu, efek negatif multitasking terhadap kesehatan mental juga terlihat pada perubahan dalam cara kita memproses informasi. Ketika multitasking, otak kita cenderung mengandalkan strategi pemrosesan informasi yang lebih dangkal. Misalnya, ketika seseorang mencoba untuk bekerja sambil memeriksa ponselnya, mereka mungkin tidak sepenuhnya menyerap informasi yang mereka perlu ingat. Dengan demikian, kemampuan untuk belajar dan mengingat informasi bisa terpengaruh, meningkatkan risiko mengalami kesulitan dalam tugas yang memerlukan pemikiran mendalam atau kreativitas.
Tidak hanya di lingkungan kerja, multitasking juga dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Saat berinteraksi dengan orang lain, menggunakan ponsel atau melakukan kegiatan lain secara bersamaan dapat mengurangi kualitas komunikasi. Interaksi yang kurang fokus dapat menyebabkan kespahaman dan mengurangi kedalaman hubungan. Jika seseorang terus-menerus teralihkan oleh berbagai hal, mereka mungkin tidak mampu hadir sepenuhnya dalam momen yang berharga, yang dapat berkontribusi pada perasaan isolasi dan ketidakpuasan emosional.
Sementara itu, sebuah studi yang dilakukan oleh American Psychological Association menemukan bahwa individu yang sering melakukan multitasking memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan perhatian. Ini berarti bahwa mereka dapat lebih sulit untuk berkonsentrasi pada satu tugas, sehingga mempengaruhi kinerja mereka dalam jangka panjang. Dampak dari terus-menerus mengalih perhatian dari satu tugas ke tugas lainnya dapat membuat individu merasa bahwa mereka tidak pernah benar-benar menyelesaikan pekerjaan, yang akhirnya menciptakan perasaan frustrasi dan keputusasaan.