Pada tahun 1903, Kartini mendirikan sekolah pertama untuk perempuan di Rembang dengan dukungan ayahnya. Sekolah ini dikenal sebagai "Sekolah Kartini" dan bertujuan untuk memberikan pendidikan dasar bagi perempuan, agar mereka dapat mengembangkan potensi dan keterampilan mereka. Sekolah ini merupakan langkah awal dalam upaya Kartini untuk memajukan pendidikan perempuan di Indonesia.
Selain itu, Kartini juga menulis surat kepada teman-temannya di Belanda untuk mendapatkan dukungan dan inspirasi. Dalam surat-surat tersebut, ia mengungkapkan cita-citanya untuk melihat perempuan Indonesia setara dengan laki-laki dalam hal pendidikan dan kesempatan. Kartini percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk emansipasi wanita dan perubahan sosial yang lebih luas.
Warisan dan Dampak Perjuangan Kartini
Perjuangan R.A. Kartini memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan pendidikan perempuan di Indonesia. Walaupun Kartini meninggal dunia pada usia yang relatif muda, 25 tahun, warisannya tetap hidup dan mempengaruhi generasi berikutnya. Ia dikenal sebagai simbol pergerakan emansipasi wanita dan terus dikenang setiap tahunnya pada hari Kartini, yang dirayakan pada tanggal 21 April.
Pendidikan yang dimulai oleh Kartini membawa dampak positif yang berkelanjutan. Banyak sekolah untuk perempuan didirikan setelahnya, dan peran perempuan dalam berbagai bidang kehidupan sosial mulai mendapatkan pengakuan. Kartini menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia untuk berjuang demi hak-haknya dan mengakses pendidikan.