Dari sudut pandang psikologi, fenomena ini bisa dilihat sebagai bentuk "gelotologi" - studi tentang tawa dan efeknya pada tubuh. Tertawa, bahkan atas hal yang tidak lucu, telah terbukti memiliki manfaat kesehatan, termasuk mengurangi stres dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dalam konteks ini, guyonan garing ala anak nongkrong bisa dianggap sebagai bentuk terapi tawa yang spontan dan alami.
Guyonan garing juga mencerminkan kreativitas linguistik anak muda. Banyak lelucon ini mengandalkan permainan kata, homonim, atau bahkan penciptaan kata-kata baru. Ini menunjukkan bahwa di balik kegarinannya, ada proses kognitif yang cukup kompleks dalam menciptakan dan memahami humor semacam ini.
Pada akhirnya, fenomena guyonan garing ala anak nongkrong adalah cerminan dari kebutuhan manusia akan kegembiraan dan koneksi sosial. Di tengah rutinitas yang monoton dan tekanan hidup sehari-hari, kemampuan untuk tertawa bersama - bahkan atas hal yang tampaknya tidak lucu - menjadi sumber kebahagiaan yang tak ternilai.