Aspek krusial lainnya dalam sistem kerja judi online adalah jaringan finansial yang kompleks untuk deposit dan penarikan dana. Karena sifatnya yang ilegal di banyak negara, termasuk Indonesia, operator judi online harus mencari cara agar transaksi uang sulit dilacak oleh otoritas. Mereka sering menggunakan berbagai metode pembayaran yang tidak konvensional atau memanfaatkan celah dalam sistem perbankan.
Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:
Transfer Bank Lokal: Meskipun berisiko, beberapa situs judi masih menggunakan rekening bank lokal dengan nama individu atau perusahaan fiktif. Rekening ini seringkali berganti-ganti untuk menghindari pemblokiran.
Dompet Digital (E-wallet): Layanan dompet digital populer sering dimanfaatkan sebagai perantara, karena transaksi di dalamnya terkadang kurang transparan bagi pihak ketiga dibandingkan transfer bank langsung.
Pulsa dan Cryptocurrency: Metode ini semakin populer karena kemudahan dan anonimitas yang relatif. Deposit menggunakan pulsa seluler atau mata uang kripto seperti Bitcoin atau Ethereum sangat sulit dilacak dan menjadi pilihan favorit bagi pelaku judi online.
Jaringan Pihak Ketiga (Agen/Penyedia Jasa): Beberapa operator menggunakan jasa pihak ketiga atau agen yang bertindak sebagai jembatan antara pemain dan situs judi. Agen ini mengumpulkan dana dari pemain dan menyetorkannya ke akun operator, atau sebaliknya.
Arus uang ini seringkali melibatkan praktik pencucian uang, di mana dana hasil judi diupayakan agar terlihat berasal dari sumber yang sah. Ini melibatkan berbagai transaksi berjenjang, mengubah bentuk uang, atau memindahkannya ke berbagai rekening lintas negara untuk mengaburkan jejak.
Pemasaran dan Penargetan: Jebakan di Dunia Maya
Sistem kerja judi online tidak akan lengkap tanpa strategi pemasaran dan penargetan yang agresif. Para operator ini sangat piawai dalam menjaring calon korban melalui berbagai kanal digital. Mereka menggunakan: