Dalam keterangan resmi yang dirilis Senin, dr. Sukamto juga mengingatkan bahwa orang dewasa dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, obesitas, diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit paru-paru, memiliki risiko lebih tinggi mengalami DBD berat. Ia menekankan pentingnya edukasi kesehatan yang memberdayakan perempuan untuk melindungi keluarga dari ancaman dengue.
Senada dengan itu, Spesialis Anak Konsultan dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, mengungkapkan bahwa anak-anak, terutama yang berusia 5–14 tahun, merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue. Infeksi kedua pada anak justru berpotensi memunculkan gejala yang lebih parah.
Ia menambahkan bahwa gejala umum DBD meliputi demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, serta munculnya ruam kulit. Fase kritis terjadi saat suhu tubuh menurun, di mana risiko syok dengue meningkat jika tidak segera mendapatkan penanganan medis. “Pencegahan menjadi kunci karena hingga saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk dengue,” ujarnya.