Di beberapa destinasi lain di seluruh dunia, seperti Indonesia khususnya Bali, dan Venesia, juga telah mulai menerapkan kebijakan pembatasan akses serta penerapan biaya masuk bagi para wisatawan harian. Hal ini dilakukan sebagai respons atas dampak negatif pariwisata massal yang dapat merusak kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat.
Pemasangan penghalang di Kota Fujikawaguchiko dapat menjadi contoh bagi destinasi wisata lainnya tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal. Pariwisata yang berkelanjutan harus selalu diiringi dengan upaya perlindungan dan pelestarian potensi wisata yang dimiliki. Dengan demikian, dapat tercipta pengalaman wisata yang menyenangkan dan berkesan bagi para pengunjung, tanpa memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat setempat. Semoga langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah setempat dapat membawa dampak positif bagi keberlanjutan pariwisata di Jepang maupun di destinasi wisata lainnya di seluruh dunia.