Najwa mengibaratkan kemampuan ini seperti keterampilan dasar seorang jurnalis, yakni mempertanyakan kebenaran informasi, membedakan fakta dari opini, menilai bukti yang ada, serta menempatkan informasi pada kerangka nurani dan etika. Ia menegaskan bahwa keterampilan ini seharusnya tidak hanya dimiliki oleh jurnalis, tetapi juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda.
Menurutnya, banjir informasi yang dihadapi saat ini memang membawa tantangan besar, tetapi sekaligus membuka peluang untuk berdiskusi dan melatih pola pikir yang lebih matang. Kuncinya, kata Najwa, bukan pada perdebatan siapa yang benar atau salah, melainkan memastikan setiap pendapat lahir dari proses berpikir yang terstruktur dan logis.