Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang memiliki toleransi yang sama terhadap makanan pedas. Faktor-faktor seperti kebiasaan makan, genetika, dan bahkan kepribadian dapat memengaruhi seberapa besar sensasi pedas yang dapat ditoleransi seseorang. Beberapa orang mungkin merasakan efek pedas yang sangat kuat dan keringat yang berlebihan, sementara yang lain mungkin hanya merasakan sedikit kenikmatan tanpa efek fisik yang sama.
Selain itu, keringat yang dihasilkan akibat makanan pedas berbeda dengan keringat akibat olahraga atau panas. Keringat yang dihasilkan oleh makanan pedas biasanya bersifat lebih ringan dan cepat menguap. Ini karena keringat tersebut diproduksi akibat rangsangan saraf yang bersifat sementara, bukan karena aktivitas fisik yang berkelanjutan.
Ada juga aspek sosial yang menarik terkait dengan keringat akibat makanan pedas. Dalam berbagai budaya, menikmati makanan pedas sering kali menjadi pengalaman communal. Kadang-kadang, orang berkumpul untuk merayakan keberanian mereka dalam mengonsumsi makanan pedas, dan keringat yang dihasilkan bisa menjadi indikator seberapa jauh seseorang dapat menantang batasan pribadi mereka. Dalam konteks ini, berkeringat menjadi semacam badge of honor yang dipamerkan dalam suasana santai.