Tampang

Masih Mending Vape daripada Rokok?: Sebuah Perbandingan Risiko

11 Jul 2025 08:32 wib. 41
0 0
Rokok
Sumber foto: Canva

Bagi perokok dewasa yang tidak bisa atau tidak mau berhenti merokok sepenuhnya, peralihan total ke vape yang diatur ketat dapat mengurangi paparan terhadap zat-zat paling berbahaya yang ditemukan dalam asap tembakau. Dalam konteks ini, vape dipandang sebagai alat "pengurang dampak buruk" (harm reduction).

Bahaya Nikotin dan Zat Lain pada Vape

Namun, pandangan bahwa vape "lebih aman" harus diletakkan dalam konteks yang hati-hati. Nikotin, kandungan utama di sebagian besar e-liquid, adalah zat yang sangat adiktif. Kecanduan nikotin pada vape bisa sama kuatnya atau bahkan lebih kuat daripada rokok konvensional, terutama karena cairan vape dapat memiliki konsentrasi nikotin yang tinggi dan penggunanya dapat mengonsumsi lebih banyak nikotin dalam waktu singkat.

Selain nikotin, uap vape juga mengandung zat kimia lain yang berpotensi berbahaya. Perasa dalam e-liquid, seperti diasetil, telah dikaitkan dengan kondisi paru-paru serius seperti popcorn lung (bronchiolitis obliterans). Logam berat (timah, nikel, kromium) dari koil pemanas, partikel ultrahalus, dan formaldehida juga dapat ditemukan dalam uap vape. Meskipun kadarnya mungkin lebih rendah dibandingkan rokok konvensional, paparan jangka panjang terhadap zat-zat ini dapat menyebabkan iritasi paru-paru, peradangan, masalah jantung, dan potensi risiko kanker. Penelitian tentang dampak jangka panjang vape masih terus berlangsung, namun bukti yang ada menunjukkan adanya risiko kesehatan yang tidak dapat diabaikan.

Risiko Ganda dan Pintu Gerbang bagi Non-Perokok

Salah satu kekhawatiran terbesar terkait vape adalah potensinya sebagai pintu gerbang bagi non-perokok, terutama remaja, untuk menjadi pecandu nikotin. Desain menarik, variasi rasa yang beragam, dan persepsi "lebih aman" membuat vape populer di kalangan generasi muda yang sebelumnya tidak pernah merokok. Banyak remaja yang memulai dengan vape kemudian beralih ke rokok konvensional, atau menjadi "pengguna ganda" (dual user) yang mengonsumsi keduanya, sehingga paparan risiko malah berlipat ganda. Organisasi kesehatan global seperti WHO menegaskan bahwa tidak ada produk tembakau atau nikotin yang aman, dan vape tidak disarankan sebagai metode berhenti merokok yang terbukti secara ilmiah tanpa pengawasan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

10 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
11 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
10 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
10 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
11 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
11 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?