Cassandra Wheeler dari Hilton juga mengakui bahwa dalam beberapa kasus, staf justru dicap "polisi kesopanan" hanya karena menegakkan aturan dasar. Ini menunjukkan betapa menantangnya menjaga keseimbangan antara pelayanan pelanggan dan menjaga ketertiban umum.
Kursi Kolam Renang: Masalah Sepele yang Jadi Isu Serius
Survei juga menyoroti perilaku tamu yang memesan kursi kolam renang secara berlebihan. Sekitar 60% responden merasa terganggu oleh tamu yang menaruh barang di banyak kursi untuk "mengamankan tempat", padahal belum tentu digunakan.
Beberapa hotel kini mengatur ulang kebijakan terkait hal ini. Contohnya, Marriott’s Maui Ocean Club di Hawaii hanya memperbolehkan pemesanan satu kursi ekstra per tamu. Sedangkan George Beach Hotel & Spa Resort di Siprus memberikan alokasi kursi berjemur secara langsung saat tamu check-in.
Kebijakan ini terbukti efektif dalam mencegah praktik monopoli fasilitas dan menciptakan suasana lebih adil di area kolam.
Kesimpulan: Boleh Santai, Tapi Tetap Sopan
Hotel memang dirancang untuk membuat tamu merasa rileks, namun bukan berarti segala hal bisa dilakukan tanpa batas. Menjaga kenyamanan pribadi harus tetap memperhatikan kenyamanan orang lain. Dengan memahami batasan etika dasar, kita bisa sama-sama menciptakan suasana yang menyenangkan, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk sesama tamu dan staf hotel.
Bagi pihak hotel, tantangan menjaga kesopanan tanpa mengorbankan kenyamanan menjadi pekerjaan yang membutuhkan empati, kreativitas, dan komunikasi yang bijak. Industri perhotelan modern tidak lagi hanya tentang pelayanan sempurna, tapi juga menciptakan lingkungan sosial yang inklusif, sopan, dan menyenangkan untuk semua.