Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, konsumsi ultra-processed food juga telah terbukti berdampak buruk pada kesehatan mental. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-processed food secara berlebihan dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Hal ini disebabkan oleh kandungan gula dan lemak yang tinggi pada makanan tersebut, yang dapat mempengaruhi neurotransmitter dalam otak yang bertanggung jawab atas suasana hati dan kestabilan emosional.
Di samping itu, konsumsi makanan ultra-processed food juga berpotensi merusak kesehatan pencernaan. Makanan ini sering kali mengandung sedikit serat dan nutrisi alami, sehingga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam saluran pencernaan. Akibatnya, konsumsi makanan ultra-processed food secara berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan, seperti konstipasi dan sindrom iritasi usus.
Dari segi nutrisi, makanan ultra-processed food juga sering kali kehilangan sebagian besar nutrisi alami selama proses pengolahannya. Hal ini menyebabkan konsumsi makanan tersebut tidak memberikan nutrisi yang cukup bagi tubuh. Akibatnya, meskipun tubuh telah makan dalam jumlah yang banyak, sebenarnya nutrisi yang diperoleh tidaklah memadai.
Dalam dunia yang serba praktis seperti sekarang, menghindari konsumsi ultra-processed food memang tidaklah mudah. Namun, kesadaran akan dampak negatif dari makanan ini terhadap kesehatan sangatlah penting. Mengganti makanan ultra-processed food dengan makanan sehat yang lebih alami, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein nabati atau hewani adalah langkah kecil namun signifikan yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan kita.