Hal penting lainnya adalah mengecek kesehatan tabungan Anda. Idealnya, aset lancar seperti tabungan, kas, dan setara kas, sebaiknya maksimal 20% dari kekayaan bersih. Kondisi keuangan yang sehat tentu akan mempengaruhi keputusan Anda dalam memilih untuk membeli rumah setelah menikah.
Selanjutnya, jangan asal dalam mencicil. Pastikan cicilan utang perbulan tidak melebihi 30% dari total pemasukan, dan besaran hutang KPR tidak boleh melebihi 50% dari total aset Anda. Selain itu, penting juga untuk membayar uang muka yang besar agar pokok utang KPR Anda mengecil. Di samping itu, pelunasan sebagian di tengah jalan ketika menerima bonus dari tempat kerja atau tunjangan hari raya juga bisa dilakukan untuk mengurangi beban cicilan.
Sesuaikan pula dengan adanya asuransi jiwa saat Anda melakukan cicilan. Kehidupan kita tak ada yang tahu, dan jika ketika cicilan KPR berjalan, kita mendadak tutup usia, maka utang ini bisa menjadi beban bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, asuransi jiwa sangat penting untuk melindungi keluarga dari risiko finansial yang tidak terduga.