Pencegahan microsleep adalah langkah penting yang perlu dilakukan oleh pengemudi. Dr. Winnugroho merekomendasikan agar pengemudi memperhatikan beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena microsleep. Misalnya, salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak bicara teman seperjalanan. Keterlibatan dalam komunikasi dapat membantu menjaga fokus dan membuat otak tetap waspada. Selain itu, mengonsumsi minuman berkafein juga dapat memberikan dorongan energi yang diperlukan saat berkendara.
Mendengarkan musik yang memiliki ritme yang membangkitkan semangat juga merupakan strategi yang dapat diaplikasikan. Namun, jika metode tersebut tidak cukup efektif, Dr. Winnugroho menyarankan agar pengemudi segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Ia menekankan bahwa kondisi microsleep bukanlah sebuah penyakit, sehingga tidak perlu terburu-buru untuk mencari obat. Yang terpenting adalah mencari tahu penyebabnya, biasanya dikarenakan kurangnya istirahat.
Pola tidur yang teratur dan sehat adalah kunci penting untuk menghindari terjadinya microsleep. Dokter menyarankan agar individu menjaga kualitas tidur mereka dengan cara mengurangi aktivitas komunikasi menjelang tidur, dan memastikan cukup tidur di malam hari. Mengatur waktu tidur juga sangat vital; Dr. Winnugroho mengingatkan bahwa sekitar tiga jam sebelum waktu tidur, tubuh manusia menjadi rentan untuk mengalami rasa kantuk yang berat. Oleh karena itu, bagi pengemudi yang harus menempuh jarak jauh, sangat disarankan untuk beristirahat di area istirahat untuk mengurangi risiko terjadinya microsleep.