Ada banyak variasi kombinasi olahraga yang dapat dipilih untuk cross training. Jika kamu adalah seorang pelari, menambahkan latihan renang, bersepeda, dan latihan kekuatan bisa menjadi pilihan yang ideal untuk menyeimbangkan kekuatan otot di seluruh tubuh. Sementara itu, bagi penggemar angkat beban, memasukkan yoga atau pilates ke dalam rutinitas dapat sangat membantu dalam meningkatkan fleksibilitas dan mencegah kekakuan otot yang sering dialami setelah sesi angkat beban.
Untuk memulai menambahkan cross training ke dalam rutinitas olahragamu, langkah pertama adalah menentukan olahraga utama yang ingin kamu fokuskan. Kemudian, pilih dua hingga tiga jenis latihan tambahan yang bisa mendukung olahraga tersebut dengan menyeimbangkan kelemahan dari latihan utamamu. Jika kamu penggemar sepeda, misalnya, latihan kekuatan dan yoga bisa menjadi kombinasi yang tepat untuk meningkatkan fleksibilitas sekaligus memperkuat otot inti.
Pengaturan jadwal latihan juga penting. Dengan memanfaatkan metode periodisasi—yang membagi periode latihan dalam intensitas dan jenis yang beragam—kamu dapat membantu tubuh beradaptasi lebih baik, menghindari kelelahan, dan meningkatkan hasil dari sesi cross training yang kamu jalani.
Namun, meski terdengar menjanjikan, cross training juga memiliki tantangan. Salah satu kesalahan umum adalah berusaha melakukan terlalu banyak jenis latihan sekaligus, yang malah bisa menyebabkan kelelahan dan bahkan cedera. Selain itu, memilih latihan pendukung yang mirip dengan olahraga utama juga dapat menjadi jebakan. Misalnya, jika kamu seorang pelari dan memasukkan elliptical training setiap hari, itu bisa menyebabkan stres berlebih pada otot kaki yang sama. Pastikan untuk mengombinasikan latihan yang memberi kesempatan bagi tubuh untuk meningkatkan kapasitasnya sambil juga mendapatkan waktu istirahat yang cukup.